Thursday, September 26, 2013

Jogjakarta dan Ibu Penyanyi Dangdut tak bernama

Entah apa yang membawa saya tiba-tiba membuka blog dan menulis tentang sebuah hal yang terjadi setahun yang lalu saat saya melakukan praktik kerja di yogyakarta.

Hari itu hari sabtu dimana teman sekamar saya, alfi, mengajak saya untuk ke pasar bring harjo, dia punya beberapa pesanan batik untuk di kirim ke Malang. Tapi karena juga ada teman yang akan ikut ke pasar bring harjo (yang mana berarti alfi punya teman) jadi saya memutuskan untuk pergi sendiri ke daerah sekitar belakang Malioboro, ada flea market kecil yang sempat saya lihat saat pergi ke festifal bakpia dan ingin sekali saya datangi. " Yakin ghea sendirian?" Alfi khawatir karena saya tidak biasah sendiri tapi sayapun memasang tampang paling pemberani yang bisa saya perlihatkan.

Dan turunlah saya satu selter lebih utama dari alfi dan afif. Ini perjalanan pertama saya seorang diri di jogjakarta, ketempat yang saya sebenarnya juga tidak tahu tapi ingin saya cari tau. Ternyata daerah yang saya lewati sepintas terlihat agak hmm.. mungkin rawan, ada beberapa kedai malam yang menyediakan minuman keras. Itu adalah wilayah wisatawan asing, maka wajar sekali. Di jalanan sekitar situ bir bitang adalah hal yang sangat wajar. Saya mulai merasa salah jalan, tapi karena masih pagi jadi harapan saya semua akan aman-aman saja.

Setelah jalan sekitar 20 menit saya tiba di tempat yang pernah saya lihat sebelumnya, dan setelah puas melihat-liat dan membeli beberapa barang yang menarik saya pulang. Sebelum memilih jalan, saya berfikir kembali dan berfikir untuk berganti jalur melewati jalan yang lain. Bukan seperti awal yang akan keluar di selter pertama malioboro, tapi saya merasa bahwa sepertinya akan lebih cepat jika bisa keluar di selter dua. Oke, jalan kiri pun saya ambil.

Tapi baru beberapa langkah saya lihat jalurnya begitu padat sama bongkar muat truk-truk dengan banyak pekerja angkat barang cowok-cowok yang membuat saya cukup panik jika harus melewati itu semua sendirian, karena dari muka terlihat bawa mereka semua suka menggoda, dan jalannya tidak terlalu lebar. Hmmm.. sayapun berbalik untuk kembali ke arah awal yang meskipun jauh tapi lebih sepi (karena rute awal itu wilayah yang ramai di malam hari).

Dan ketika saya memutuskan untuk kembali itu saya bertemu dengan seorang wanita dengan payung penahan terik matahari tersenyum tulus sambil menyapa "  Mau kemana nak? Kok balik arah?". Saya juga tersenyum membalas " Saya mau ke malioboro ibu, tapi belum pernah lewat jalan ini jadi agak ragu". Dia tersenyum " Oh mari ikut saya saja, saya juga mau ke depan kok, dari mana nak?" Dan saya pun tidak jadi berbalik arah dan berjalan beriringan dengan ibu itu.

" Untung kamu ketemu saya nak, lewat sini itu nggak aman. Banyak copet. Cowok-cowoknya juga suka nggoda semua yang lewat, apalagi kalo cantik. Tapi tenang aja, kamu aman kalo sama saya. Saya terkenal kok di antara mereka ini, saya kenal semua nak. Dari jang kelakuan bejat, maling, jambret, preman, koko koko klonteng, sampe pak ustad saya kenal semua nak. Oh ya saya belum cerita ya, saya penyanyi dangdut kondang loh di jogja. Sering nyanyi di alun-alun" si ibu mengawali pembicaraan dengan begitu antusias, tidak menyisakan waktu untuk saya menyela sedikitpun.

" Hahaha iya bu, tadi saya mau balik arah juga gara-gara mau cari aman. Ohya? wah ibu sosial sekali berarti kan. Wah penyangi dangdut kondang? Saya jalan sama artis jogjakarta dong" saya berusaha ikut masuk dalam pembicaraan, dan si senyum si ibu langsung mengembang

" Ah artis apa sih nak" katanya sambil memukul pergelangan tangan saya lembut, " Ya alhamdulillah bisa buat ngehidupi anak-anak saya, saya ini orang susah nak. Suami saya sering mabuk, mukul-mukul saya, marah-marah, minta uang. Ini nak lihat dulu dia nggores tangan saya sama pisau" katanya (dalam hati saya kaget, ohno mendadak curhat). Saya melihat tangannya dan melihat bekas luka yang panjang.

" Saya minta cerai nak, suda tiga tahun saya orang tua tunggal, saya banting tulang nak buat anak-anak saya. Alhamdulillah tadi habis jualan yakult ke ibu-ibu dan barusan aja habis. Ibu haji itu baik lo nak, tadi dia beli 5 sampe dagangan saya habis semua" curhatan pun berlanjut, dengan di dominasi oleh si ibu yang sangat semangat bercerita, seakan tidak butuh tanggapan. Hanya butuh telinga yang siap mendengar.

" Makanya kamu nak, kamu kelihatan anak berpendidikan, kamu cantik, kamu harus hati-hati nak kalo pilih laki-laki. Cari yang bisa nemenin kamu di semua kondisi nak, Cari yang bertanggung jawab. Ibu doakan kamu bisa bertemu yang terbaik" saya langsung mengamini ketika tiba-tiba dapet doa mendadak. Bersamaan dengan saat itu ada seorang laki-laki pengangkut barang yang siul-siul sambil bilang "Bu, Sama siapa itu bu, kenalin bu sama saya bu. Cantik siapa nih namanya?" katanya menggoda-nggoda. Si ibu pasang muka garang dan anak laki-laki itu cengengesan sambil pergi "ah ibu, kalo dapet kenalan nggak di bagi-bagi".

" Itu nak, namanya Anto (ato siapa ya saya lupa hahaha, fail. gampang lupa nih kalo masalah nama). Dia dulu maling nak, suka njambret. Orang tuanya nggak ada yang perduli sama dia, anak-anak disini udah seperti anak-anak ibu sendiri. Mereka dulunya nakal-nakal, tapi itu juga karena kondisi nak. Orang miskin kayak kita ini hidup setiap hari susah nak, dan nggak semuanya kuat. Saya jujur kadang nggak tau harus marah atau apa, kayak Anto itu, orang tuanya ngga ada yang peduli sama dia dan adiknya. Suatu hari adiknya sakit parah, rumah sakit nggak mau mengurus karena nggak ada dana, terpaksa Anto jadi maling. Saya bingung juga harus marahi atau ngapain, mau mbantu saya juga nggak punya apa-apa. Jadi orang miskin kayak kita ini susah nak" Mendadak pikiran saya kemana-mana, ketika tiba-tiba disadarkan bahwa betapa beruntungnya saya. Yang meskipun bukan orang kaya raya tapi masih bisa hidup layak.

" Kamu tau nak umurku sekarng berapa?" Tanya ibu itu lagi, saya menoleh ke arahnya dan melihat dari atas kebawah untuk menilai. Beliau menggunakan baju yang bisa dikatakan tidak seperti baju orang tua, "Hmm mungkin 40 an atau 30an?" saya berusaha menebak-nebak.

Si ibu tersenyum "Tuh kan saya awet muda, saya ini udah usia 68 nak. Anak pertama saya aja udah lulus di ISI sekolah senih patung. Bangga nak saya sebagai ibunya, anak penyanyi dangdut yang nggak berpenghasilan tidak tetap bisa jadi sarjana nak. Kamu tau apa rahasia saya kelihatan awet muda? Meskipun saya orang miskin yang makan untuk makan aja susah, tapi saya minum anlene setiap hari nak. Meskipun makan satu kali sehari sama indomie saja atau nasi kucing, tapi minum anlene itu nggak boleh kelewatan. Kerja saya ini keras nak, tulang ini harus di jaga baik-baik buat cari uang buat hidup. Kalo udah nggak bisa di pakek terus saya harus nyari uang gimana?" Saya tehenyak lagi.

Saat itu seorang pedagang toko kelontong menyapa ibu itu dan ibu itu membalasnya dengan begitu antusias sambil menanyakan ramai tidak tokonya. " Tuh kan nak saya itu kenal semua orang disini nak, Saya ini cuma cerita aja ya, engkong tadi itu uangnya banyak loh, tapi waktu ada iuran pembangunan masjid dia cuma nyumabng 10 ribu dan bener-bener nggak mau buat membantu lebih. Saya ini nak yang nggak punya apa-apa, nggak punya toko, hidup susah mau lo nyumbang keramik lantai dua kerdus. Saya ini bukannya mau nyombong nak, tapi kenapa kebanyakan orang yang udah kaya itu malah nggak mau untuk berbagi? Bagi saya hidup dunia itu kan cuma lewat ya, buat apa numpuk-numpuk harta" Dan saya kembali terhenyak untuk kesekian kalinya, saya tidak banyak bicara. Hanya mendengar, mengangguk dan tersenyum. Sesekali menimpali, oh iya ya oh iya, hanya itu.

Jalan utama maliboro sudah terlihat di depan kami "Wah sudah mau sampai saja ya, padahal saya masih senang cerita-cerita sama kamu nak" kata ibu itu lagi, saya tersenyum. " Kamu yang ati-ati ya nak, kamu itu beruntung bisa sekolah sementara orang-orang disini yang seumuranmu nggak ada kepikiran buat sekolah, mereka kebanyakan udah jadi tulang punggung keluarga." Saya mengangguk, " Insyaallah ya ibu, terimakasih banyak sudah ditemani di jalan, di beri cerita yang membuat saya banyak berfikir kemudian. Saya mau pamit dulu ya" kata saya. Ibu kemudian menarik pergelangan tangan saya "Kamu mau kemana? saya antarkan sampai ke selter, saya kan janji mau mengantarkan" Katanya lagi saya mau menolak tapi sungkan, niatnya sudah baik sekali. Padahal saya bisa aja ke selter sendirian

Kitapun menyebarng jalan di Maliboro, si ibu bertemu dengan ibu-ibu yang berjualan minum di keranjang yang di angkat di atas kepala. " Itu juga kawan saya semua" katanya sambil memperkenalkan saya ke kawan-kawannya. Setelah itu beliau mengantarkan saya sampai ke selter, beliau juga ikut naik sambil menitipkan ke penjaga selter " Ini turun di gejayan ya mbak, kasih tau transnya ya mbak, karena ini bukan orang jogja nanti tersesat" saya tertawa dalam hati, si ibu ini gitu banget padahal saya tau-tau aja jalan ke gejayan. Dan kami pun berpisah.

dan karena quotes yang kedua inilah saya share cerita ini yang sudah ada di draft sejak tahun lalu, menunggu untuk dilanjutkan dan di posting.

Hari itu saya sadar bahwa masih ada banyak hal yang harus saya syukuri, bahwa tidak ada yang kebetulan. Pertemua antara saya dan ibu tak bernama itu adalah suatu hal yang sudah di atur oleh sang pecipta agar saya lebih bisa bersyukur, agar saya terus berfiki bagaimana caranya untuk bisa menjadi manusia yang punya impact untuk sekitar. Bahwa ada kalanya kejahatan itu beralasan sesuatu yang bahkan ketika kita tahu alasannya kita harus menyalahkan diri sendiri karena ada saudara kita yang begitu membutuhkan.

Terimakasih unutk ibu tak bernama yang sudah menemani saya di sepanjang jalan belakang malioboro, yang membagi cerita hidupnya dengan saya, yang membukakan mata saya kepada banyak hal lain, yang memperkenalan saya dengan kawan-kawan lainnya, dan yang mengantar saya sampai ke selter. Terimakasih.

Biar Allah yang membalas semua, dan semoga ada orang-orang lain yang juga bisa mendapat manfaat dari semua yang di katakan oleh ibu itu kepada saya.

Selamat sore
thousand love,

ghea safferina adany

8 comments

  1. Makanya kamu nak, kamu kelihatan anak berpendidikan, kamu cantik, kamu harus hati-hati nak kalo pilih laki-laki. Cari yang bisa nemenin kamu di semua kondisi nak, Cari yang bertanggung jawab. Ibu doakan kamu bisa bertemu yang terbaik"

    Ikut nge.amin.in ghee :D
    Yukk ke jogja lg yukk..strong bgt kaki kalo uda napak tanah jogja..kmana mana semangat jalan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo ke jogja lagiiiii! gila banget disana kaki kita berasa kuat ya kemana-mana jalan :D

      Delete
  2. keren.. inspiratif banget ghe..
    ada 2 poin yg jadi perhatian
    1. #semangatberbagi
    2. jodoh.. kayaknya gk bakal lama tuh bwt km ghe.. xD
    :pis:

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha siapa nih? login apa kek gitu biar saya tau siapa yang komen hehehe.

      hahaha jodoh? doakan aja lah :p

      Delete
  3. wooow ghe touching banget. very nice post.

    jadi pengen lama-lama di jogja, meski cuma sehari bwt suatu hal, but it's a great memory. orang jogja luar biasa :') kau mengingatkanku sama orang" disana.

    May Allah bless you , and He always hear our duaa.
    aku ikut ngamini doa nya ibu tadi ya ghe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya luar biasah, kapan kapan yuk ke jogja hehe. ghea puas disana tiga bulan. dan kalo harus di ceritain masih banyak orang-orang super lainnya, jogja itu istimewa :)

      hahahaha, amin :3

      Delete
  4. suka... jd kangen sm ghea

    ReplyDelete
    Replies
    1. siapa nih hehehe? kok kangennya sama saya? kangen sama si ibu aja :))

      Delete